Adegan Ranjang


Sherly meradang. Infotainment di sebuah stasiun televisi membuat darahnya menggelegak. Suaminya diberitakan beradegan ranjang dengan seorang artis cantik di film terbarunya. Cemburu telah menancapkan kuku-kuku kebencian di hatinya.

Suatu malam, wanita malang itu menunggu suaminya pulang syuting. Ia bersembunyi di belakang pintu. Logam tipis mengkilap yang selama ini membantunya memasak tergenggam di tangan. Dadanya bergemuruh.

"Aku harus membuat perhitungan!" gumamnya lirih.

Bersamaan dengan fajar menyingsing, laki-laki itu membuka pintu. Dalam temaram lampu, tangan Sherly berkelebat. Sesosok bayangan terhuyung. Ambruk.
***


"Kenapa kamu tega melakukan itu kepadaku, Sherly?" bisik Rico sambil meringis kesakitan. Beruntung sabetan pisau dapur itu meleset. Jadi hanya menyerempet bahunya yang bidang.

"Aku tak suka kau beradegan ranjang dengan Luna!" jawab Sherly setengah menyesal. Hampir saja ia membunuh pria yang amat dicintainya.

"Aku memang melakukan adegan ranjang, tapi itu hanya tuntutan peran. Seharusnya itu tak membuat kau cemburu."

Dengan susah payah, ia berusaha bangkit dari tempat tidur.

"Coba kamu lihat rekaman adegannya di situ," ujar Rico menunjuk leptopnya yang tergeletak di meja kecil, di samping tempat tidur.

Sherly bergegas menyalakan leptop. Ia pun segera membuka file bernama 'adegan 127'.

Ia terkesiap. Menahan nafas. Adegan dalam film itu benar-benar membuatnya terguncang.

Rico terlihat berbaring telentang di ranjang. Di sampingnya duduk seorang gadis cantik dengan pakaian tidur. Matanya menatap penuh cinta ke tubuh Rico yang tanpa busana.

Tangannya mengusap tubuh laki-laki itu yang hanya tertutup gulungan perban dari kaki hingga dada. Ternyata kali ini Rico berperan sebagai korban kebakaran yang sedang dirawat di rumah sakit.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »